BISNIS PLAN JAMUR TIRAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) merupakan
salah satu bahan makanan yang kini banyak digemari oleh masyarakat. Selain
karena harganya yang terjangkau, jamur tiram ini memiliki rasa yang nikmat
seperti rasa daging ayam. Sebagian besar masyarakat menjadikan jamur tiram
sebagai olahan kuliner dengan berbagai variasi yang tentunya membuat lidah
konsumen selalu tertarik untuk menikmatinya. Selain karena rasa yang begitu
nikmat, jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik
untuk dikonsumsi manusia karena bernilai gizi tinggi.
Jamur
tiram mengandung protein sebanyak 27% dari berat kering jamur, dan karbohidrat
sebanyak 58%. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vitamin B1,
riboflavin atau vitamin B3, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari
unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Jamur tiram
memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Dibandingkan dengan daging sapi, jamur
tiram memiliki kandungan lemak yang rendah. Jika dilihat berdasarkan kandungan
asam aminonya, jamur tiram merupakan jamur yang memiliki kandungan asam amino
yang tinggi. Asam amino merupakan senyawa penyusun protein yang menjadi bahan
pembentuk tubuh manusia dan hewan. Kandungan asam amino dari jamur tiram ini
setara dengan kandungan asam amino pada telur ayam (Elang Ilik dan M. Yadi
Nurjayadi 2010).
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan
diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada
tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat
sedikit. Namun seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak pula para
pengusaha yang mengembangkan budidaya jamur tiram putih ini. Sehingga membuat
ruang lingkup usaha terus berkembang ke berbagai daerah di Indonesia yang akan
memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.
Teknik budidaya jamur tiram tidak terlalu sulit dan cukup mudah untuk
dilakukan. Apalagi mengingat jika banyak pekerjaan maupun
kegiatan yang harus dilakukan. Sehingga tidak begitu menyita waktu.
Perawatannya pun juga cukup mudah, hanya saja membutuhkan kelembaban yang
tinggi. Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat
lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah
jamur tiram adalah 23oC – 28oC, dengan kelembaban 80% –
90%. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran
udara yang baik, dan tempat yang bersih (Ica Meinanda 2013).
Dalam hal ini terkait latar belakang pemilihan usaha jamur tiram putih
adalah karena tenaga kerja sudah mengetahui dengan jelas teknik budidaya jamur
tiram. Selain itu, tenaga kerja juga memiliki pengalaman yang mungkin cukup
untuk menjadi bekal dalam memulai usaha budidaya jamur tiram putih ini.
Ditinjau dari pemasarannya, usaha budidaya jamur
tiram iini bisa dipasarkan di desa saya yaitu Campurdarat dan juga
ketetangga-tetangga. Selain itu bisnis jamur tiram ini juga bisa dipasarkan
melalui pemesanan secara langsung maupun Online. Sedangkan untuk lokasinya, lokasi
usaha budidaya jamur tiram terletak di desa saya yaitu Desa Campurdarat,
Kabupaten Tulungagung.
1.2 Bidang
Usaha
Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) ini tergolong usaha agribisnis sub sistem produksi/usahatani
(on-farm agribusiness).
1.3 Visi,
Misi, dan Tujuan
Visi
Menjadi wirausahawan jamur tiram putih yang berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan tingkat Nasional pada tahun 2020.
Misi
1.
Menciptakan
produk jamur tiram dengan inovasi baru yang mampu bersaing di pasaran.
2.
Menghasilkan
produk jamur tiram yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.
3.
Memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan (pelayanan prima).
4.
Membuat
produk jamur agar dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai suatu
makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.
5.
Mensosialisasikan
manfaat jamur tiram bagi kesehatan kepada masyarakat sekitar.
6.
Memasarkan
produk jamur tiram yang mampu berdaya saing di tingkat Nasional pada tahun 2020
dan Internasional pada tahun 2025.
Tujuan
1. Menjadi Wirausahawan Muda Pertanian
khususnya dalam usaha budidaya jamur tiram putih yang ahli dan unggul.
2. Mendapatkan keuntungan dari hasil usaha
jamur tiram putih.
3. Mensuplai kebutuhan konsumen akan
permintaan jamur tiram putih, baik industri olahan makanan maupun konsumen pada
umumnya.
4. Mendapatkan serta mencari jaringan dan
kemitraan untuk memperluas pemasaran di masa kini hingga masa yang akan datang.
5. Memperluas pangsa pasar dengan upaya
diversifikasi produk kreatif dan unik.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih
ini adalah :
1. Menambah pendapatan, baik materi maupun
pengalaman.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan baru.
3. Menambah sumber pangan yang bernilai gizi
tinggi.
4. Dapat dijadikan sebagai usaha sampingan.
5. Meningkatkan kualitas hidup serta kualitas
masyarakat pada umumnya karena dengan berwirausaha dapat meningkatkan taraf
hidup pribadi, keluarga, sosial, maupun negara
1.5 Target
Luaran
Dalam
6 bulan kedepan, apabila sudah mendapatkan banyak jaringan dan sekiranya sudah
mampu untuk memasarkan sendiri, maka akan dilakukan pemasaran sendiri.
Pemasaran tersebut bukan hanya untuk masyarakat kelas bawah, tetapi akan lebih
ditekankan pada masyarakat kelas atas. Dengan cara melakukan inovasi terhadap
grading serta packing. Grading merupakan kegiatan untuk memisahkan jamur tiram
yang baik dengan yang kurang baik. Inovasi grading juga akan dilakukan dengan
cara memilih jamur tiram yang seukuran dan setara bentuk tudungnya. Sedangkan
packing dilakukan dengan menggunakan
teknik packing dengan rapi, bersih, dan semenarik mungkin. Hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan harga jual hasil produksi jamur tiram.
Dalam
1 tahun kedepan, rencananya bukan hanya hasil produksi jamur tiram saja yang
akan dikembangkan. Tetapi juga akan memproduksi usaha dari hulu sampai hilir.
Mulai dari pembuatan baglog, pembuatan bibit jamur, hasil produksi jamur tiram
segar, sampai dengan pengolahan hasil. Selain itu, rencananya juga akan
mendirikan kumbung jamur sendiri. Kumbung jamur tersebut bukan hanya kumbung
jamur biasa, akan tetapi lebih dimodifikasi sebagai kumbung jamur menarik yang
akan dijadikan sebagai sarana edukasi dan wisata jamur tiram. Kumbung jamur
tiram tersebut akan dimodifikasi menjadi “Griya Mushroom”, dimana akan dibangun
berbentuk jamur serta rak-rak akan disusun semenarik mungkin untuk menarik
minat pengunjung wisata/edukasi.
Dalam
2 tahun kedepan, rencananya juga akan membuat inovasi baru dengan menjual
olahan hasil produksi jamur tiram putih. Olahan tersebut berupa minuman jamur
tiram serta kuliner khas jamur tiram. Kuliner khas jamur tiram tersebut
diantaranya adalah keripik jamur, pizza jamur tiram ekspres, bakwan jamur dan
lain-lain.
Dalam
3 tahun kedepan, untuk menambah nilai jual produk maka kreatifitas akan terus
ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan membuat kerajinan tangan untuk
dekorasi ruangan atau sekedar souvenir. Kerajinan tangan atau souvenir tersebut
dibuat dari pipa yang dibentuk menjadi hiasan dinding. Hiasan tersebut bukan
hanya dibuat dari pipa saja, tetapi juga dari rotan bambu. Pipa dan rotan bambu
tersebut digunakan sebagai wadah baglog yang bisa diisi ulang lagi. Bentuknya
pun bukan hanya bentuk baglog lonjong biasa, tetapi juga dibuat bentuk lain,
seperti segitiga, love, atau bahkan menjadi bentuk-bentuk animasi. Untuk lebih
mempercantik hiasan, maka bukan hanya jamur tiram putih saja. Tetapi juga akan
dikombinasikan dengan jamur tiram kuning, cokelat, abu-abu, merah, dan juga
jamur tiram raja. Sehingga hiasan tersebut akan terlihat lebih indah dan
menarik yang dapat meningkatkan harga jual.
BAB II
GAMBARAN UMUM BUSINESS PLAN
2.1
Ringkasan Eksekutif (Eksekutif Summary)
Hasil produksi jamur tiram kami, yakni
dari perusahaan “JATIM FARM” merupakan jamur tiram yang memiliki kualitas
tinggi yang bernilai gizi serta mempunyai manfaat bagi kesehatan. Tentunya
dibudidayakan dengan teknik budidaya yang kreatif, higienis serta ekonomis.
Pemilihan bibit berasal dari bibit sehat terpilih yang telah teruji
kesehatannya. JATIM FARM menawarkan produk jamur tiram segar yang mampu membuat
pelanggan menikmati produk jamur tiram berkualitas dengan harga terjangkau.
Hasil produksi dibuat berbeda dengan beberapa wirausahawan jamur tiram lainnya,
yakni dari segi rasa, penampilan (packing), pelayanan pelanggan dan harga.
Rasa jamur tiram produksi kami sangat
enak, gurih, dan kenyal. Karena dihasilkan dari budidaya jamur tiram yang terus
dijaga kualitasnya. Hasil jamur tiram tersebut ditangani oleh tenaga kerja
berpengalaman yang telah terlatih keahliannya. Para tenaga kerja jamur tiram
membuat produksi dengan melakukan perawatan secara intensif, seperti penyiraman
setiap pagi dan sore hari, penyiletan, kebersihan, pengerokan, pemanenan,
penggradingan serta pemasaran yang mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Jamur tiram yang dipasarkan adalah jamur
tiram segar yang memiliki penampilan menarik. Diperoleh dari hasil panen jamur
yang disesuaikan ketepatannya. Mempunyai daging tebal, besar, dan warna putih
bersih. Dipacking secara rapi dan teratur dari hasil grading dan pemanenan yang
telah dipilah-pilah sesuai dengan permintaan pelanggan. Ada jamur tiram yang
basah dan ada juga jamur tiram kering. Jamur tiram basah ini untuk memenuhi
kepuasan pelanggan yang menginginkan jamur ini, biasanya untuk rumah makan.
Sedangkan jamur tiram putih untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, seperti house
need, pasar tradisional dan pasar modern.
Pelayanan pelanggan dilakukan secara
prima yang tentunya dilayani secara ramah, sopan, dan melayani kritik dan saran
dari pelanggan. Kritik dan saran pelanggan akan diterima secara terbuka sebagai
upaya menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya, kami melakukan
pelayanan dengan prinsip “Kepuasan Pelanggan adalah Prioritas Utama Kami”. Apa
yang menjadi permintaan dan keinginan pelanggan akan terus diutamakan sampai
pelanggan benar-benar merasa nyaman dan puas.
Dari segi harga, JATIM FARM menawarkan
harga yang sangat terjangkau jika dibandingkan dengan wirausahawan jamur tiram
lainnya. Harga yang ditawarkan adalah Rp 11.000,- kgnya. Harga tersebut
tentunya diimbangi dengan jamur tiram yang tidak mengecewakan. JATIM FARM juga
menawarkan harga khusus disaat-saat tertentu, seperti pengadaan diskon menarik.
2.2
Aspek Pasar (Rencana Pemasaran)
2.2.1 Segmentasi,
Targetting, dan Positioning
Hasil produksi usaha budidaya jamur
tiram ini akan dipasarkan dalam pasar lokal terlebih dahulu, yakni di Pasar Campurdarat
dan sekitarnya serta melalui suplier di daerah Tulungagung.
Dalam 1 tahun kedepan, rencana pemasaran
akan dilakukan ke beberapa daerah di Jawa Timur, seperti di Kediri, Blitar,
serta di kota-kota besar lainnya di Jawa Timur.
Untuk 3 tahun kedepan, rencana pemasaran
akan lebih ditekankan ke pasar nasional yakni ke daerah-daerah di Pulau Jawa,
Bali, dan di seluruh Indonesia.
Pelanggan yang akan menjadi sasaran
pemasaran adalah seluruh lapisan masyarakat yang menginginkan hasil produksi
jamur tiram ini. Karena target utama pemasaran adalah pada house need, pasar
tradisional, pasar modern, serta rumah makan. Sehingga, mulai dari masyarakat
kelas bawah, menengah, hingga kelas atas pun dapat menikmati jamur tiram segar
yang tentunya berdasarkan passing grade hasil grading yang telah dilakukan
sebelumnya.
Dalam rangka menciptakan keunggulan
produk di masyarakat, akan diterapkan grading serta pelayanan prima baik saat
pendistribusian maupun penjualan. Dengan cara grading, maka akan dipilah-pilah
antara jamur dengan kualitas A, B, dan C. Pemackingan yang sesuai dengan
permintaan konsumen yang tetap memperhatikan kebersihan, kerapihan, dan
estetika, akan tetap menjadi fokus utama untuk menciptakan image di masyarakat.
Tentunya kualitas, kuantitas, dan
kontinyuitas harus tetap diperhatikan sebagai upaya penunjang keberlangsungan
usaha serta kepuasan pelanggan.
2.2.2 Penawaran, Permintaan,
dan Peluang Pasar
Produksi jamur tiram di Indonesia pada
tahun 2011 adalah 43.047.029 kg. Dengan jumlah penduduk sebesar 437.737.582
jiwa, maka konsumsi jamur Indonesia rata-rata adalah 0,197 kg per kapita per
tahun (Reki Candra, Dyah Aring Hepiana L, Suriaty Situmorang).
Tabel 1. Jumlah Permintaan Jamur Tiram
di Beberapa Kota Besar Di Indonesia Tahun 2012
No. |
Kota |
Kebutuhan per
hari (kg) |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. |
Jabodetabek Cianjur Bandung Semarang Yogyakarta Malang Surabaya |
20.000 –
25.0000 1.500 – 2.000 7.500 – 8.500 500 – 1.000 1.000 – 2.000 1.500 – 1.750 1.500 – 2.000 |
Sumber : CV Asa Agro
Coprotion dalam Nur Azmi dan Rahmi Hidayati (2014)
Tingginya permintaan jamur tiram di
Kota-Kota Besar membuat peluang untuk membudidayakan tanaman ini masih sangat
terbuka. Selain itu ada kecenderungan permintaan semakin meningkat seiring
dengan pengetahuan dan informasi yang di dapat oleh masyarakat mengenai manfaat
serta keinginan masyarakat untuk diversifikasi pangan. Jika diasumsikan
kenaikan permintaan jamur sebesar 5% per tahun, maka diperkirakan di daerah Tulungagung
pada tahun 2017 permintaan jamur tiram akan naik menjadi 16.607,5 ton/kg (Nur
Azmi dan Rahmi Hidayat, 2014). Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi jamur berpengaruh
prositif terhadap permintaan pasokan yang meningkat mencapai 20% - 25% per
tahun (Reki Candra, Dyah Aring Hepiana L, Suriaty Situmorang).
Hal tersebut tentunya menjadi peluang
usaha budidaya jamur tiram bahwa jamur tiram masih sangat dibutuhkan dalam
jumlah yang besar dan permintaan akan jamur tiram semakin lama semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
2.2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran akan dilakukan dengan
cara memberikan diskon 50% dari harga pasaran Rp 11.000,- menjadi Rp 5.500,-
per kg pada saat-saat tertentu, seperti pada saat awal pembukaan, hari-hari
besar, dan perayaaan khusus. Selain itu, pemasaran juga akan dilakukan dengan
cara menjalin kemitraan dengan wirausahawan jamur tiram dan agen-agen jamur
tiram. Terkait strategi distribusi
adalah dengan menempatkan tenaga kerja yang berkompeten dan direncanakan akan
membuka cabang di wilayah Tulungagung dalam waktu 3 tahun kedepan.
Mempromosikan produk melalui website,
blogger, brosur-brosur, dan pamflet akan dilakukan secara gencar-gencaran
hingga produk jamur ini dapat dikenali oleh masyarakat luas.
2.2.4
Analisis SWOT
a. Kekuatan
1.
Budidaya
Jamur Tiram tidak begitu sulit
2.
Resiko
merugi/kegagalan kecil dengan modal yang relatif kecil
3.
Usaha
ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak
b. Kelemahan
1.
Jika
terjadi kontaminasi maka bisa memperlambat proses produksi
2.
Jika
terjadi perubahan suhu yang sangat ekstrem akan mengakibatkan penurunan
kualitas produksi
c. Peluang
1.
Prospek
atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan
2.
Permintaan
pasar tiap tahunnya selalu meningkat
3.
Memberikan
keuntungan yang cukup besar
d. Ancaman
1.
Kemungkinan
ada penyakit tanaman (kontaminasi)
2.
Munculnya
pesaing baru
2.3
Aspek Produksi (Rencana Operasional)
2.3.1 Lokasi Produksi
Lokasi usaha budidaya jamur tiram putih
adalah di Desa Campurdarat, Tulungagung. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
keuntungan pemasaran, kemudahan bahan baku, kemudahan distribusi serta
kemudahan dalam segi teknisnya. Keuntungan pemasaran dikarenakan saat ini sudah
ada pasar yang siap menampung hasil produksi jamur tiram putih, seperti di
Pasar Campurdarat dan sekitarnya. Lokasi pasar pun juga mudah untuk dijangkau.
Dari segi bahan bakunya, bahan baku mudah untuk didapatkan dan tidak jauh dari
lokasi usaha. Bahan baku untuk pembuatan baglog, seperti serbuk gergaji bisa
didapatkan di Desa Campurdarat. Dan untuk baglog sendiri, bisa didapatkan di
wirausahawan jamur tiram di Daerah Tulungagung.
2.3.2 Proses Produksi
Proses produksi dilakukan sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas. Kualitas dalam
budidaya jamur tiram akan dilakukan dengan melakukan perawatan dengan baik,
menjaga kelembaban serta melakukan teknik pemanenan dengan benar. Tiga faktor
yang menunjang keberhasilan budidaya jamur tiram adalah suhu, kelembaban, dan
sirkulasi udara. Sirkulasi udara juga memegang peranan penting dalam menunjang
pertumbuhan jamur, selalu dipastikan pasokan oksigen dalam kumbung terjamin.
Jendela dan pintu kumbung akan dibuka kurang lebih 1 – 2 jam per hari untuk
mengatur sirkulasi udara.
Penyiraman baglog dilakukan setiap pagi
dan sore hari dengan menggunakan air bersih untuk menghindari kontaminasi.
Tujuan penyiraman ini adalah untuk pengejutan karena suhu diturunkan dan
menjaga kelembaban. Pada saat proses pengejutan ini, suhu diturunkan hingga
mencapai 12oC - 15oC, bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan pin head. Dalam proses pengejutan ini penyiraman dilakukan dengan
air yang dicampur dengan air kelapa muda sebagai hormon yang memicu
produktivitas jamur tiram. Jika terlihat bakal jamur akan tumbuh dipinggir atau
bagian bawah log, dilakukan penyiletan dengan membentuk huruf L atau secara
mendatar.
Untuk mengatur kontinuitas, akan diatur
dari pembukaan baglog yang sudah penuh miseliumnya secara bergantian mengingat
pertumbuhan jamur tiram tidak stagnan atau cenderung naik turun grafiknya dan
semakin lama semakin berkurang intensitas tumbuh dan bobotnya. Oleh sebab
itulah, dari 800 baglog jamur tiram akan dibuka 200 baglog/1 minggu secara
bergantian. Masa produktif baglog jamur tiram hingga 3 – 4 bulan, jadi untuk mempertahankan
kontinuitas adalah dengan menambah baglog jamur tiram yang baru sebanyak 1.000
baglog per tambahan selama 5 kali tambahan baglog baru, dimana umur baglog yang
lama masih 2 bulan. Dalam satu kali periode produksi, baglog jamur tiram dapat
dilakukan panen hingga mencapai 3 – 4 kali panen dengan hasil panen berkisar
antara 400 – 500 gram/baglog. Jangka waktu panen sekitar 7 – 10 hari. Jamur
yang sudah bisa dipanen adalah jamur yang berumur 5 hari setelah tumbuh pin
head, tudungnya berdiameter 5 – 10 cm, besar, tidak terlalu tua, dan sehat.
Untuk mempertahankan masa simpan jamur
tiram hingga mencapai 5 – 7 hari, jamur tiram akan dilakukan penyimpanan pada
freezer dalam wadah tertutup. Sebagai upaya memperpanjang masa simpan jamur
tiram untuk lebih baik lagi, akan dilakukan pengukusan dengan tujuan untuk
mematikan mikroba pembusuk. Setelah itu disimpan pada suhu lemari pendingin
yang berada pada kisaran 10C – 50C.
2.4
Analisa Resiko
2.4.1 Resiko Teknis
Untuk menghasilkan produk jamur tiram
berkualitas sesuai dengan permintaan pelanggan diperlukan teknis-teknis berbudidaya
yang konsisten dan bermutu. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya terdapat resiko
dalam teknis budidaya tersebut. Resiko yang biasa dihadapi adalah adanya
kontaminasi baglog jamur tiram. Kontaminasi ini disebabkan oleh pembuatan
baglog yang tidak sesuai standar ketentuan, proses sterilisasi, proses
inkubasi, penggunaan sarana dan prasarana serta alat-alat budidaya yang tidak
steril, dan tertularnya kontaminasi baglog sehat oleh baglog yang telah
kontaminasi. Berat baglog untuk budidaya jamur tiram yang dianjurkan sebesar
1,0 – 1,2 kg. Jika berat baglog terlalu ringan akan menyebabkan penyebaran
misellium jamur tidak bisa merata secara keseluruhan di seluruh baglog.
Jika terlalu berat, tingkat kematangan
saat proses sterilisasi baglog belum sempurna yang mengakibatkan mikroorganisme
dan jamur yang tidak diinginkan akan berkembang dan tumbuh yang dapat memicu
terjadinya kontaminasi. Proses sterilisasi yang tidak sesuai ketentuan juga
dapat menimbulkan kontaminasi. Dalam proses sterilisasi, berlangsung selama 3 –
4 jam dengan suhu 900C – 1000C. Tujuan proses sterilisasi
ini adalah untuk mematikan mikroba-mikroba pengganggu yang terdapat dalam
baglog “mentah”.
Dalam proses inkubasi, kemungkinan
baglog terkena kontaminasi juga sangat besar. Hal ini dikarenakan jika dalam
penempatan baglog saat proses inkubasi tidak diletakkan ke tempat (phallet)
yang bersih. Cara penempatan baglog dalam phallet saat proses inkubasi adalah
tidak boleh berekatan antara satu baglog dengan baglog yang lainnya dalam satu
tumpukan. Harus diberi jarak ± 5 cm – 10 cm dan dijaga kebersihannya.
Pengecekan baglog selama proses inkubasi ini juga harus diperhatikan untuk
mengetahui baglog jamur tiram yang telah terkontaminasi. Sehingga bisa
disisihkan atau dijauhkan dari baglog yang masih sehat untuk menekan penyebaran
kontaminan.
Untuk lebih menekan resiko usaha dari
segi teknis, hal-hal yang dapat dilakukan adalah membeli kepada wirausahawan
jamur tiram yang sudah terpercaya dan jelas kualitasnya, melakukan pembuatan
baglog secara mandiri pada periode ke 2 dan seterusnya, mengusahakan sarana dan
prasarana serta alat budidaya jamur tiram dengan steril. Penyeterilan ini dapat
dilakukan dengan menyemprot menggunakan alkohol 70% serta memisahkan atau
menyisihkan baglog yang terkena kontaminasi jauh dari baglog yang masih sehat.
2.4.2 Resiko Pemasaran
Untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan, tentunya diperlukan pemasaran yang sesuai dengan permintaan
pelanggan. Kesalahan distribusi serta tidak lakunya hasil produksi di pasaran,
menjadi hal-hal yang disebut sebagai resiko pemasaran dalam usaha budidaya
jamur tiram putih. Kesalahan distribusi ini berupa hancurnya tudung jamur
tiram. Sehingga resiko terjadinya kerusakan sebelum sampai ke konsumen sangat
besar. Untuk menanggulangi kesalahan dalam distribusi, dilakukan penempatan tenaga
kerja yang sudah memiliki pengetahuan khusus dalam pendistribusian hasil panen
jamur tiram. Bukan hanya itu, pengolahan hasil produksi jamur tiram menjadi
olahan makanan yang lezat juga menjadi alternatif pemecahan untuk menangani
produk yang tidak laku di pasaran. Salah satu contohnya adalah dengan
mengolahnya menjadi keripik jamur, pizza jamur tiram ekspress, bakwan jamur dan
lain-lain. Selain itu, juga dilakukan kemitraan dengan wirausahawan dalam
bidang pengolahan hasil juga akan dijalankan. Menjual produk dengan memberikan
diskon 50% dari harga pasaran Rp 11.000,- menjadi Rp 5.500,- juga menjadi
srategi penanggulanga resiko pemasaran ini.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1
Lokasi
Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) akan dilaksanakan
di desa Campurdarat, Kabupaten Tulungagung
3.2
Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan Budidaya Jamur
Tiram Putih ini adalah secara bertahap dengan ketentuan :
Tahap 1 (MT 1) : 12 Februari 2018 – 12 Juni
2018
Tahap 2 (MT 2) : 12 April 2018 – 12 Agustus
2018
Tahap 3 (MT 3) : 12 Juni 2018 – 12 Oktober
2018
Tahap 4 (MT 4) : 12 Agustus 2018 – 12 Desember
2018
Tahap 5 (MT 5) : 12 September 2018 – 12 Februari
2019
NB : Satu kali musim tanam, diproduksi baglog sebanyak 800
baglog dengan ketentuan pembukaan tutup setiap satu minggu sekali agar
mendapatkan hasil produksi yang kontinyu.
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
Budidaya Jamur Tiram
Bulan Februari– Juni |
|||||||||||||||||||
Kegiatan |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
|
Pra Produksi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Baglog datang |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penataan baglog |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pembukaan tutup |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyiletan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyiraman |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengerokan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Panen |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Grading |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pemasaran |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pada dasarnya untuk setiap tahapan atau
musim tanam, memiliki kalender tanam yang sama.
Keterangan :
Baglog yang dibeli dari wirausahawan
jamur tiram pembuat baglog, adalah baglog yang sudah terisi miselium hampir 80%
penuh dengan tutup berupa koran. Apabila baglog sudah datang, maka pembukaan
baglog awal akan dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan
misellium hingga mencapai 100%. Karena apabila misellium sudah penuh, maka akan
tumbuh primordial dalam waktu 3 – 5 hari. Setelah primordial tumbuh,
pembentukan tubuh buah akan berlangsung selama 3 – 5 hari. Setelah itu, apabila
jamur tiram memiliki ciri-ciri badan jamur sudah tumbuh besar, lebar dan
bergelombang.
Dengan teknik bertahap pada pembukaan
tutup baglog, maka pemanenan dapat dilakukan setiap hari, sehingga tetap
menjaga kontinyuitas produksi jamur tiram.
3.3
Aspek Keuangan
3.3.1 Biaya Investasi
Tabel 3.
Biaya Investasi
No |
Alat
dan Bahan |
Jumlah |
Harga
@ |
Total |
Sumber Biaya |
|
Mandiri |
Bantua Beasiswa
PWMP |
|||||
1 |
Investasi |
|
|
|
|
|
|
Tong |
2
Buah |
Rp 150.000 |
Rp
300.000 |
Rp 300.000 |
|
|
Elpiji 12 Kg |
1
Buah |
Rp 315.000 |
Rp
315.000 |
Rp 315.000 |
|
|
Selang |
10
Meter |
Rp 10.000 |
Rp
100.000 |
Rp 100.000 |
|
|
|
|||||
|
Total |
Rp
715.000 |
|
3.3.2 Biaya Operasional
Tabel 4. Biaya Operasional
No. |
Alat
dan Bahan |
Jumlah |
Harga
@ |
Total |
Beasiswa PWMP |
1. |
Sewa Kumbung |
8x6
M |
Rp 500.000 |
Rp
500.000 |
Rp
500.000 |
2. |
Total Penyusutan |
|
Rp 150.000 |
Rp
150.000 |
Rp
150.000 |
3. |
Tenaga Kerja Tetap |
1
Org /Periode |
Rp 3.000.000 |
Rp 3.000.000 |
Rp 3.000.000 |
4. |
Tenaga Kerja Pemasaran |
1
Org / Bulan |
Rp 400.000 |
Rp
400.000 |
Rp
400.000 |
5. |
Baglog Jamur |
4000
Buah |
Rp
2.500 |
Rp 10.000.000 |
Rp 10.000.000 |
6. |
Botol |
30
Buah |
Rp
5.000 |
Rp
150.000 |
Rp
150.000 |
7. |
Hand Sprayer |
2
Buah |
Rp 100.000 |
Rp
200.000 |
Rp
200.000 |
8. |
Timba |
2
Buah |
Rp 20.000 |
Rp
40.000 |
Rp
40.000 |
9. |
Sendok |
1
Lusin |
Rp 15.000 |
Rp
15.000 |
Rp
15.000 |
10. |
Pisau |
3
Buah |
Rp 15.000 |
Rp
45.000 |
Rp
45.000 |
11. |
Alat Kebersihan |
1
Paket |
Rp 50.000 |
Rp
50.000 |
Rp
50.000 |
12. |
Plastik Packing |
10
Pack |
Rp 25.000 |
Rp
250.000 |
Rp
250.000 |
13. |
Biaya Listrik |
4
Bulan |
Rp 50.000 |
Rp
200.000 |
Rp
200.000 |
|
|
|
|
|
|
|
Total |
|
|
|
Rp 15.000.000 |
3.3.3
Analisa Usahatani
Total Input Tetap
1.
Sewa
Kumbung Rp 500.000
2.
Tenaga
kerja tetap Rp
3.000.000
3.
Total
Penyusutan APTL Rp 150.000 +
Rp 3.650.000
Input Variabel
1.
Saprodi
a.
Baglog
Jamur Rp
10.000.000
b.
Plastik
Packing Rp 250.000
c.
Botol
Rp 150.000
d.
Hand
sprayer Rp 200.000
e.
Timba
Rp 40.000
f.
Sendok
Rp 15.000
g.
Pisau
Rp 45.000
h.
Alat
kebersihan Rp 50.000+
Rp 10.750.000
2.
Tenaga
Kerja
a.
Upah
Tenaga Kerja pemasaran Rp 400.000+
Rp
400.000
3.
Biaya
Lain – Lain
a.
Listik
/ bulan Rp 200.000+
Rp
200.000
Total Input Variabel
IV =
Saprodi + TK + BLL
= Rp 10.750.000 + 400.000 +
200.000 = Rp 11.350.000
Input Total
IT =
Input Tetap + Input Variabel
=
Rp 3.650.000 + 11.350.000 = Rp
15.000.000
Analisa Output
1.
Output
Utama
a.
Jamur
segar 0.5 kg/ baglog
0,5 kg x 4.000 baglog =
2000 kg
b.
Harga
Jual / kg Rp 11.000
2000 kg x Rp 11.000 =
Rp 22.000.000
Output Total
OT =
Output Utama = Rp 22.000.000
Prakiraan Profit
PP =
Output Total – Input Total
= Rp 22.000.000
– 15.000.000
= Rp 7.000.000
BEP produksi = Biaya Tetap
1 - Biaya Produksi
Hasil Penjualan
=
Rp 3.650.000
1 – Rp 11.350.000
Rp 22.000.000
=
Rp 3.650.000
0.48
= Rp 7.604.166,67
BEP harga = BEP produksi
Jumlah barang
=
Rp 7.604.166.67
2000 kg
= Rp
3.802,08 / kg
O/I Ratio
O/I Ratio = Output Total
Input Variabel
=
Rp 22.000.000
Rp 15.000.000
=
Rp 1.47
KESIMPULAN
Setiap Rp 1 menghasilkan Rp 1.47.
setiap Rp 1 mendapatkan keuntungan Rp 0.47. Jadi usaha tersebut layak
dikembangkan.
NB : Penghitungan analisa
usaha ini adalah penghitungan secara keseluruhan pada 4.000 baglog jamur tiram
putih.
3.3.4
Prakiraan Rugi Laba
Tabel 5. Prakiraan Profit
A |
B |
C |
D |
E |
F |
G |
H |
No |
Jenis Produk/Jasa |
Jumlah |
Harga Pokok |
Harga Jual* |
Profit (per
satuan) C x F |
Profit (per periode) C x D |
Profit
keseluruhan |
1 |
Jamur Tiram Segar |
4000 Baglog |
Rp
3.750 |
Rp
5.500 |
Rp
1.750 |
|
|
Total
Profit: |
Rp 7.000.000 |
Rp 15.000.000 |
Rp 22.000.000 |
Tabel 6. Laba Rugi
|
KETERANGAN |
Tahun
1 |
Tahun
2 |
Tahun
3 |
A. |
PENJUALAN |
Rp
70.000.000 |
Rp
150.000.000 |
Rp
300.000.000 |
B. |
BIAYA
POKOK PRODUKSI |
|
|
|
|
1.
Bahan Baku |
Rp
36.000.000 |
Rp 58.500.000 |
Rp
126.000.000 |
|
2. Upah
Tenaga Kerja |
Rp 9.000.000 |
Rp 9.000.000 |
Rp 9.000.000 |
|
3. Biaya
Umum Pabrik |
|
|
|
|
Total
Biaya Pokok Produksi |
|
Rp 45.000.000 |
Rp 67.500.000 |
C. |
LABA
KOTOR (A – B) |
Rp
25.000.000 |
Rp 82.500.000 |
Rp
165.000.000 |
D.
|
BIAYA
USAHA |
|
|
|
|
1. Biaya
Pimpinan |
Rp 0 |
Rp 0 |
Rp 0 |
|
2.
Gaji Karyawan |
Rp 0 |
Rp 0 |
Rp 0 |
|
3.
Biaya Pemasaran |
Rp 0 |
Rp 0 |
Rp 0 |
|
4.
Perlengkapan Kantor |
Rp 0 |
Rp 0 |
Rp 0 |
|
5.
Biaya Sewa |
|
|
|
|
6.
Biaya Lain-lain |
|
|
|
|
7.
Penyusutan |
Rp 143.000 |
Rp 143.000 |
Rp 143.000 |
|
8.
Amortisasi |
Rp 0 |
Rp 0 |
Rp 0 |
|
Total
Biaya Usaha |
|
Rp 143.000 |
Rp 143.000 |
E. |
LABA
USAHA (C – D) |
Rp
24.857.000 |
Rp 82.357.000 |
Rp
164.857.000 |
F.
|
BUNGA |
Rp 0 |
Rp
0 |
Rp 0 |
G. |
LABA
SEBELUM PAJAK |
Rp
24.857.000 |
Rp 82.357.000 |
Rp
164.857.000 |
H. |
PAJAK
PENGHASILAN |
Rp
10.500.000 |
Rp 10.500.000 |
Rp 10.500.000 |
I. |
LABA
(G – H) |
Rp
14.357.000 |
Rp 71.857.000 |
Rp
154.357.000 |
J.
|
BEP
(D/C)x100% |
Rp 400.400 |
Rp 260.000 |
Rp 260.000 |
3.3.5
Prakiraan Arus Kas
Tabel 7. Proyeksi Arus Kas
|
KETERANGAN |
Tahun 0 |
Tahun 1 |
Tahun 2 |
Tahun 3 |
|
TOTAL PENJUALAN |
|
|
|
|
A. |
ARUS KAS MASUK |
|
|
|
|
|
1. Penjualan Tunai |
|
Rp 70.000.000 |
Rp 150.000.000 |
Rp 300.000.000 |
|
2. Penerimaan Piutang |
|
|
|
|
|
3. Modal Sendiri |
Rp 45.715.000 |
|
|
|
|
4. Kredit Investasi |
Rp 0 |
|
|
|
|
5. Kredit Modal Kerja |
|
|
|
|
|
6. Saldo Kas Kerja |
|
Rp
45.000.000 |
Rp
59.500.000 |
Rp 131.500.000 |
|
Total Kas Masuk |
Rp 45.715.000 |
Rp 115.000.000 |
Rp 209.500.000 |
Rp 431.500.000 |
B. |
Arus Kas Keluar |
|
|
|
|
|
1. Investasi |
Rp
715.000 |
|
|
|
|
2. Biaya Pokok Produksi |
|
Rp
45.000.000 |
Rp
67.500.000 |
Rp 135.000.000 |
|
3. Biaya Usaha Sebelum |
|
|
|
|
|
Penyusutan |
|
Rp 0 |
Rp 0 |
Rp 0 |
|
4. Bunga |
|
Rp 0 |
Rp 0 |
Rp 0 |
|
5. Pajak penghasilan |
|
Rp
10.500.000 |
Rp
10.500.000 |
Rp
10.500.000 |
|
Total Kas Keluar |
Rp 715.000 |
Rp 55.500.000 |
Rp 78.000.000 |
Rp 145.500.000 |
C. |
KAS BERSIH (A - B ) |
Rp45.000.000 |
Rp59.500.000 |
Rp131.500.000 |
Rp286.000.000 |
D. |
KEWAJIBAN BANK |
|
|
|
|
|
1. Angsuran Kredit Inventasi |
|
Rp0 |
Rp0 |
Rp0 |
|
2. Angsuran Modal Kerja |
|
|
|
|
|
Total Kewajiban Bank |
|
Rp0 |
Rp0 |
Rp0 |
E. |
SALDO KAS AKHIR (C -D) |
Rp45.000.000 |
Rp59.500.000 |
Rp131.500.000 |
Rp286.000.000 |
3.3.6
Sumber-Sumber Dana
Sumber
dana berasal dari :
1.
Mandiri
: Investasi sebesar Rp 715.000,-
2.
Beasiswa
PWMP : Operasional sebesar Rp 15.000.000,-
3.4
Pengorganisasian
Pembagian
tugas :
A. Ketua
1. Mengatur
jalannya perusahaan
2. Membagi
tugas-tugas dari anggotanya
3. Yang
memutuskan soatu persoalan dari suatu perusahaan
4. Yang
menjalin kemitraan dengan yang lain
B. Sekretaris
1. Mengurus
segala administrasi perusahaan (surat, absen harian, dll)
C. Bendahara
1. Mengatur
jalannya keuangan perusahaan
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Sebuah
usaha perlu dikakuan dengan kesabaran, ketelatenan dan istiqomah. Dalam
menjalankan usaha tidak ada hal yang spontan dan langsung berhasil da
berkembang pesat.
Untuk
melakukan suatu budidaya maka harus diperhitungkan dari segala sisinya agar usaha tersebut dapat berjalan lancar.
Untuk itu semua aspek mulai dari budidaya, pemasaran, dan rencana kedepan
haruslah jelas dan sesuai kaidahnya.
Budidaya
jamur perlu adanya perawatan yang intensif dan tidak boleh mengalami
kelengahan. Perlu adanya penangan untuk penyakit-penyakit maupun hama yang
menyerang karena suatu budidaya akan berhasil jikalau tidak ada hama dan
penyakit yang menyerang. Setelah masa pemanenan harus ada perhatian khusus dan
upaya khusus dalam hal pemasaran maupun dalam hal promotion.
Agar usaha dapat
berjalan dengan lancar, maka harus ada kerjasama saling anggota produksi dan
harus ada semangat atau etos kerja yang tinggi
LAMPIRAN
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN PERHITUNGAN PROFIT
A. Rencana
Anggaran Biaya
No |
JENIS |
Jumlah (Rp) |
|||
|
ANGGARAN |
Kementan |
Kredit Usaha |
Sumber lain |
Sup Total |
1 |
Investasi |
|
|
|
|
|
Tong |
|
|
Rp
300.000 |
Rp 300.000 |
|
Elpiji 12 Kg |
|
|
Rp
315.000 |
Rp 315.000 |
|
Selang |
|
|
Rp
100.000 |
Rp 100.000 |
2 |
Operasional |
|
|
|
|
|
Sewa Kumbung |
Rp
500.000 |
|
|
Rp
500.000 |
|
Total Penyusutan |
Rp
150.000 |
|
|
Rp
150.000 |
|
Tenaga Kerja Tetap |
Rp 3.000.000 |
|
|
Rp 3.000.000 |
|
Tenaga Kerja Pemasaran |
Rp
400.000 |
|
|
Rp
400.000 |
|
Baglog Jamur |
Rp 10.000.000 |
|
|
Rp 10.000.000 |
|
Botol |
Rp
150.000 |
|
|
Rp
150.000 |
|
Hand Sprayer |
Rp
200.000 |
|
|
Rp
200.000 |
|
Timba |
Rp
40.000 |
|
|
Rp
40.000 |
|
Sendok |
Rp
15.000 |
|
|
Rp
15.000 |
|
Pisau |
Rp
45.000 |
|
|
Rp
45.000 |
|
Alat Kebersihan |
Rp
50.000 |
|
|
Rp
50.000 |
|
Plastik Packing |
Rp
250.000 |
|
|
Rp
250.000 |
|
Biaya Listrik |
Rp
200.000 |
|
|
Rp
200.000 |
|
|
|
|
|
|
|
Total |
Rp 15.000.000 |
|
Rp 715.000 |
Rp 15.715.000 |
B. Prakiraan
Profit
A |
B |
C |
D |
E |
F |
G |
H |
No |
Jenis
Produk/Jasa |
Jumlah |
Harga Pokok |
Harga Jual* |
Profit (per satuan) C x F |
Profit (per
periode) C x D |
Profit Keseluruhan |
1 |
Jamur Tiram Segar |
4000 Baglog |
Rp
3.750 |
Rp 5.500 |
Rp
1.750 |
|
|
Total
Profit: |
Rp 7.000.000 |
Rp 15.000.000 |
Rp 22.000.000 |
*) Penentuan harga jual disesuaikan dengan
kelayakan sesuai harga pasar
C. Saldo Akhir
1.
Saldo akhir = B – A : Rp
6.285.000
2.
Untuk Cicilan Utang
: -
3.
Untuk investasi : Rp 715.000
0 comments:
Post a Comment