Pages

Banner 468 x 60px

 

Sunday, July 10, 2022

PASCA PANEN TANAMAN BELIMBING

0 comments

 

PASCA PANEN TANAMAN BELIMBING

 


1.1 Tanaman Belimbing

1.1.1 Klasifikasi Tanaman Belimbing

Menurut sejarah persebarannya belimbing termasuk satu jenis buah tropis yang sudah lama dikenal dan ditanam di Indonesia. Berdasarkan penelusuran dari literature, ditemukan bahwa tanaman belimbing berasal dari kawasan Asia, terutama Malaysia. Namun Nikolai Ivanovich Vavilovanaman, seorang botani Soviet memastikan sentrum utama tanaman belimbing adalah India, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya (Rukmana, 2010).

Menurut Manik, et al. 2017 Belimbing dibedakan atas dua macam, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.) dan belimbing wuluh (Averhoa belimbi L.). Belimbing wuluh sering digunakan untuk bumbu masakan, sedangkan belimbing manis digunakan untuk konsumsi keseharian. Dalam sistematika tumbuhan, belimbing manis diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatopyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Ordo : Oxalidales

Famili : Oxalidaceae

Genus : Avverrhoa

Species : Averrhoa carambola L.

Tanaman Belimbing adalah tanaman yang berbentuk pohon yang tinggi. Batang tanaman belimbing keras dan kuat, seperti tanaman pohon pada umumnya. Jenis akar tanaman belimbing adalah akar tunggang. Tanaman belimbing memiliki percabangan yang banyak, arahnya agak mendatar sehingga pohon terlihat rindang. Tanaman belimbing juga berbungan sepanjang tahun sehingga tidak memiliki musim (Surani, 2017)

Karakter morfologi pada masing-masing organ tanaman belimbing manis memiliki ciri khas tersendiri. Karakter buah merupakan karakter reproduktif yang paling menonjol untuk menjelaskan perbedaan pada masing-masing varietas. Karakter anatomi pada dua varietas terpilih menunjukkan tipe stomata parasitik dan tipe trikoma uniselular. (Ula, 2016)

1.1.2 Varietas Tanaman Belimbing

Menurut Priadi (2016) ada beberapa varietas elimbing yang tersebar di Indonesia, diantaranya yaitu :

a)    Varietas Bangkok

Varietas Bangkok memiliki warna daun hijau tua, permukaan daun cembung, duduk daun berhadapan, bentuk daun bundar telur melebar ke samping, pangkal daun membulat pada daun yang paling atas dan asimetrik pada daun yang di pinggir dan ujung daun meruncing.Bunganya mirip dengan bunga belimbing Varietas Malaya. Cabang bunganya lebih rapat dan batang/cabang bunganya berwarna merah. Petal berjumlah 5 buah saling berlekatan, warnanya ungu dengan tepi berwarna merah muda, sepal berjumlah 5 buah saling berseling dengan petal, terdapat benang sari atas dan bawah, putik berbentuk tabung.Buah yang matang berwarna kuning, bisa dipanen pada saat 65 hari setelah berbunga. Rasa buah manis asam dan mengandung banyak air.

b)    Varietas Demak

Varietas Demak memiliki warna daun hijau tua, permukaan daun cekung, daun tipis, duduk daun berhadapan,bentuk daun bundar telur, pangkal daun membulat pada daun yang paling atas dan asimetrik pada daun yang di pinggir, ujung daun meruncing .Bentuk bunga bulat, kecil, tersusun dalam suatu tandan, warna tandan bunga merah tua, warna mahkota bunga merah keunguan sedangkan warna benang sari kekuningan. Jumlah bunga per tandan antara 1–3 buah. Petal bejumlah 5 buah berwarna ungu tua, terdapat benang sari di bagian bawah ovul, dan mempunyai putik berbentuk tabung.Buah muda berwarna hijau muda, sedangkan buah matang berwarna putih kekuningan, buah matang dapat dipanen 65 hari setelah berbunga, Rasa buah manis asam, kurang renyah dan mengandung banyak air.

c)    Varietas Filipin

Daunnya berwarna hijau tua agak cekung dan lebih kaku. Duduk daunnya berseling. Bentuk daunnya bulat telur dan daun pada ujung tangkai berbentuk runcing.Pucuk belimbing varietas ini terlihat lebih bulat dan bunganya majemuk berseling berhadapan. Batang bunga halus, ujung tiap cabang mempunyai maksimal 3 bunga. Petal dan sepal masing-masing berjumlah 5 buah dan letaknya berselang-seling.Buah muda berwarna hijau muda, buah matang kuning tua. Buah matang 65 hari setelah berbunga. Warnanya mendekati hijai. Rasanya manis asam dan sangat banyak mengandung air.

1.1.3 Kandungan Zat Gizi dan Manfaat pada Belimbing

Menurut Marianti (2020) manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai menurunkan berat badan, mengendalikan kadar gula darah, memperkuat sistem imunitas, meredakan sakit maag dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Buah-buahan sangat penting manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Manfaat buah-buahan yang utama adalah sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral nabati yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan jasmani sekaligus kesehatan. Belimbing memiliki banyak kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.

1.1.4 Syarat Tumbuh Tanaman Belimbing

Budidaya tanaman belimbing angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga. belimbing merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah subtropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000 - 2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Tanaman belimbing dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23 - 28 0C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil) idealnya mendapat sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 45–50 %. Tanaman belimbing dapat tumbuh subur pada dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena 9 kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman belimbing (Prahasta, 2009).

Tanaman belimbing sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Belimbing dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. Derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 5,5–7,5. dan bila kurang dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu (Ashari, 2006).

1.1.5 Keragaan Hama dan Penyakit

Keragaan Hama dan Penyakit pada buah belimbing. Terdapat empat jenis hama yang menyerang yaitu aphid, kutu putih, penggerek buah, dan lalat buah. Persentase serangan untuk hama aphid, kutu putih, dan penggerek buah relatif rendah yaitu 5-10 %. Sedangkan untuk lalat buah rata-rata tingkat serangannya 73,33 %, intensitasnya 34,67%, dan kelimpahan populasinya 8,75 ekor/buah. (Baswarsiati, 2017)

1.2 Panen

Pengamatan panen dilakukan dengan mengamati kriteria panen, tingkat kematangan daun siap untuk dipanen, teknik pemanenan yang diterapkan oleh perusahaan, dan menghitung perbedaan jumlah tanaman yang dipanen dengan rata-rata standar produksi perusahaan per hari. (Febry, 2015)

1.2.1. Ciri dan Umur Panen

Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buahatau 65–90 hari setelah bunga mekar.Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar(maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih ataukuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.

Menurut Febry (2015) pengamatan warna buah setelah dipanen dilakukan dengan cara meninjau langsung warna buah dan membandingkannya dengan standar warna buah (hijau samapi kuning muda) yaitu sebagai berikut :

·      Indeks 1 : berwarna hijau tua merupakan buah yang belum matang dan belum siap untuk dipasarkan.

·      Indeks 2 : berwarna hijau dan sedikit kekuningan merupakan buah matang dan sesuai untuk diekspor.

·      Indeks 3 : berwarna kuning melebihi warna hijau, buah matang dan sesuai untuk diekspor melalui udara.

·      Indeks 4 : berwarna kuning dominan dibandingkan hijau, buah matang dan sesuai untuk diekspor melalui udara

·      Indeks 5 : warna kuning dengan sedikit warna hijau, buah matang sesuai untuk pasaran lokal

·      Indeks 6  : warna kuning, buah matang dan sesuai untuk pasar lokal.

·      Indeks 7 : berwarna oranye, buah terlalu matang dan tidak sesuai untuk dipasarkan.

1.2.2 Cara Panen

Cara panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong tangkainya.Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dengan memilih buah yang telahmatang. Waktu panen yang paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar dansebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segeradimasukkan (ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak. (Azmi, 2018)

1.2.3. Periode Panen

Periode panen buah belimbing, umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahunsetelah tanam. Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun. Pemanenan buah belimbing berdasarkan pada tujuan pemasaran atau permintaan konsumen, serta beberapa indeks warna buah yang mengindikasikan tingkat ketuaan belimbing. Pemetikan buah pada waktu yang tepat menghasilkan  belimbing yang enak dan warna buah sangat menarik. Waktu yang tidak tepat dalam melakukan pemanenan dapat menurunkan kualitas buah belimbing, misalnya rasa asam dan sepat, warna kurang menarik, dan jika terlalu lama dipanen maka buah akan keriput dan warnanya pucat (Azmi, 2018)

1.3 Pasca Panen

Menurut Kementan (2013) Prinsip Penanganan Pasca Panen yang baik (GHP, Good Handling Practices) adalah menekan tingkat kerusakan atau kehilangan hasil, menjaga mutu cabai sesuai persyaratan standar mutu yang berlaku dan memproduksi cabai yang terjamin Kualitas, Kualitas dan Kontinuitas (K3).

Setelah melakukan panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut, terutama bila jumlahnya melimpah (banyak). Tahapan penangan pascapanen adalah sebagai berikut:

1.    Bongkar Muat

Bongkar muat dilakukan terutama bagi lokasi produksi yang jauh dari bangsal pascapanen. Bongkar muat merupakan kegiatan memindahkan produk hasil panen dari tempat pengumpulan sementara ke dalam bangsal penanganan pascapanen (Permentan, 2013).

2.    Penyejukan/Pre Cooling

Penyejukan/Pre Cooling merupakan upaya untuk menghilangkan panas lapang pada produk yang baru dipanen. Penyejukan harus dilakukan dengan memperhatikan sirkulasi udara atau air yang baik, merata, waktu yang cukup dan tidak menggunakan bahan yang dapat mencemari produk (Permentan, 2013).

3.    Penyembuhan Luka/Curing

Penyembuhan luka pada buah yaitu pembiaran /pendiaman beberapa waktu agar luka yang terjadi karena perlakuan tersebut dapat menutup/pulih (Permentan, 2013).

4.    Perompesan/Trimming

Perompesan yaitu kegiatan memisahkan atau membuang bagian produk yang tidak diinginkan seperti memotong tangkai, membuang daun, akar, dan bagian tertentu yang tidak diperlukan. Perompesan sebaiknya menggunakan cara dan alat yang tidak merusak produk dan menyediakan wadah/tempat untuk menampung sampah/sisa-sisa bagian tanaman yang dibuang (Permentan, 2013).

5.    Perbaikan Warna/Degreening

Perbaikan warna merupakan kegiatan memperbaiki warna buah yang hijau dan tidak merata menjadi warna kuning/oranye merata dan cerah (Permentan, 2013).

 

6.    Penyortiran

Penyortiran merupakan kegiatan pemilahan hasil panen yang baik dari yang rusak atau cacat, yang sehat dari yang sakit, dan benda asing lainnya. Sortasi harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil panen tidak rusak. Sortasi dapat menggunakan alat dan/atau mesin sesuai sifat dan karakteristik produk hortikultura (Permentan, 2013).

7.    Pembersihan

Pembersihan merupakan kegiatan menghilangkan kotoran fisik, kimiawi, dan biologis. Pembersihan dapat menggunakan alat dan/ atau mesin sesuai dengan sifat dan karakteristik produk hortikultura. Pembersihan hasil panen dapat dilakukan dengan pencucian, perendaman, penyikatan, pengelapan, penampian, pengayakan, dan penghembusan. Air untuk mencuci hasil panen harus sesuai baku mutu air bersih sesuai dengan peruntukannya agar tidak terkontaminasi dengan organisme dan bahan pencemar lainnya. Sikat untuk membersihkan hasil panen harus lembut agar tidak melukai hasil panen. Kain lap harus bersih dan bebas dari cemaran (Permentan, 2013).

8.    Pengeringan

Pengeringan merupakan perlakuan untuk menurunkan kadar air sampai pada kadar air tertentu atau menghilangkan air pada permukaan kulit produk hortikultura guna menjaga kualitas agar tidak mudah rusak dan dapat disimpan lama. Alat yang digunakan untuk pengeringan antara lain alat pengering, sinar matahari, oven, blower, dan freeze dryer (Permentan, 2013).

9.    Pengkelasan

Pengkelasan atau pemilahan (grading) merupakan kegiatan pengelompokan produk hortikultura hasil sortasi/pemilahan berdasarkan kriteria yang telah disepakati atau standar mutu yang digunakan untuk produk hortikultura yang bersangkutan. Pemilahan produk hortikutura dapat dilakukan secara manual dengan melibatkan banyak tenaga kerja atau secara mekanis menggunakan mesin pemilah (grader) (Permentan, 2013).

10.  Pengemasan

Pengemasan merupakan kegiatan untuk mewadahi dan/atau membungkus sesuai dengan karakteristik produk. Buah belimbing yang disimpan pada suhu 18oC dapat memperpanjang masa simpan sampai 14 hari setelah panen (HSP) dengan pengemasan styrofoam + plastic wrap, pada pengemasan plastik dan foamnet (12 HSP) dan pengemasan kertas (10 HSP). Sedangkan buah Belimbing pada penyimpanan suhu ruang, dengan pengemasan styrofoam + plastik wrap dapat memperpanjang masa simpan selama 8 HSP, dan pada pengemasan foamnet, plastik dan kertas (6 HSP) (Sumiasih, et al. 2016).

11.  Pelabelan

Pelabelan merupakan keterangan tertulis yang diberikan baik kepada produk hortikultura maupun kemasan yang digunakan sebagai informasi tentang identitas produk hortikultura yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Permentan, 2013).

12.  Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan untuk mengamankan produk hortikultura sebelum diproses atau dikirim. Kondisi wadah, ruang, suhu, kelembaban dan atmosfer penyimpanan disesuaikan dengan karakteristik produk dan tujuan penyimpanan (Permentan, 2013).

13.  Pengangkutan/Distribusi

Pengangkutan atau distribusi merupakan upaya memindahkan produk dari tempat pengumpulan sementara ke bangsal pascapanen dan selama proses di dalam bangsal pascapanen, serta dari bangsal pascapanen ke konsumen (Permentan, 2013).

14.  Pemutuan Buah

Proses pemutuan buah belimbing dapat dilakukan dengan menggunakan pengolahan citra digital berbasis jaringan syaraf tiruan dengan variabel area, tinggi, perimeter, area cacat, dan indeks warna RGB sebagai inputnya.  (Firmansyah, et al .2019)

1.4 Segmentasi Pasar

Menurut Widjaya (2017) setiap pembeli di pasar memiliki keinginan, sumber daya, lokasi, sikap dalam membeli yang berbeda – beda. Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat diraih lebih efisien dan efektif dengan produk dan jasa yang cocok dengan kebutuhan unik pembeli.

a.    Segmenting Consumer Markets

Ada beberapa variabel utama dari segmentasi pasar konsumen, yaitu :

1.   Geographic Segmentation

Segmentasi geografis meliputi bangsa, wilayah, negara, kabupaten, kota, atau bahkan tetangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk menjalankan di dalam satu atau beberapa area geografis, atau menjalankan disemua area tetapi memperhatikan kepada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan.

2.   Demographic Segmentation

Segmentasi geografis membagi pasar kedalam segmen – segmen berdasarkan variabel seperti umur, siklus hidup, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, etnis, dan generasi.

 

3.   Psychographic Segmentation

Segmentasi psikografis membagi pembelinya kedalam, segmentasi berbeda kedalam kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik personal.

4.   Behavioral Segmentation

Segmen ini membagi pembeli berdasarkan pengetahuan mereka, tingkah laku, penggunaan dari barang, atau respon kepada barang.

5.   Segmenting Business Markets

Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel yang sama untuk menentukan pasar lokal. Pembeli dapat melakukan segmen berdasarkan pasar konsumen (consumer markets), para pemasar juga menggunakan beberapa variabel tambahan, seperti karakteristik operasi, pendekatan pembelian, faktor situasional, dan karakteristik personal.

6.   Segmenting International Markets

Bentuk dari segmentasi konsumen yang mana mempunyai kebutuhan sama dan tingkah laku pembelian bahkan mereka berada dalam lokasi di berbeda negara.

0 comments:

Post a Comment

 
Dunia Pertanian © 2018